Follower

20080131

PROFIL PERIBADI MUSLIM

Al-Qur'an dan sunnah merupakan dua pusaka Rasulullah SAW yang harus selalu dirujuk oleh setiap muslim dalam segala aspek kehidupan.
Satu dari sekian aspek kehidupan yang amat penting adalah pembentukan dan pengembangan pribadi muslim. Pribadi muslim yang dikehendaki Al-Qur'an dan sunnah adalah pribadi yang saleh. Pribadi yang sikap, ucapan dan tindakannya terwarnai oleh nilai-nilai yang datang dari Allah SWT.

Persepsi (gambaran) masyarakat tentang pribadi muslim memang
berbeda-beda. Bahkan banyak yang pemahamannya sempit sehingga seolah-olah pribadi muslim itu tercermin pada orang yang hanya rajin menjalankan Islam dari aspek ubudiyah. Padahal itu hanyalah satu aspek saja dan masih banyak aspek lain yang harus melekat pada pribadi seorang muslim. Oleh karena itu standar pribadi muslim yang
berdasarkan Al Qur'an dan Sunnah merupakan sesuatu yang harus dirumuskan, sehingga dapat menjadi acuan bagi pembentukan pribadi muslim.

Bila disederhanakan, setidaknya ada sepuluh karakter atau ciri khas yang mesti melekat pada pribadi muslim.

1. Salimul Aqidah (Aqidah yang bersih)
Salimul aqidah merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim.
Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah SWT. Dengan ikatan yang kuat itu dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan-ketentuan -Nya. Dengan kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada Allah sebagaimana firman-Nya yang artinya:

"Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku, semua bagi Allah tuhan semesta alam" (QS. 6:162).

Karena aqidah yang salim merupakan sesuatu yang amat penting, maka dalam awal da'wahnya kepada para sahabat di Mekkah, Rasulullah SAW mengutamakan pembinaan aqidah, iman dan tauhid.

2. Shahihul Ibadah (ibadah yang benar)
Shahihul ibadah merupakan salah satu perintah Rasulullah SAW yang penting. Dalam satu haditsnya, beliau bersabda: "Shalatlah kamu sebagaimana melihat aku shalat". Dari ungkapan ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk kepada sunnah Rasul SAW yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan.

3. Matinul Khuluq (akhlak yang kokoh)
Matinul khuluq merupakan sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh setiap muslim, baik dalam hubungannya kepada Allah maupun dengan makhluk-makhluk- Nya. Dengan akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat. Karena begitu penting memiliki akhlak yang mulia bagi umat manusia, maka Rasulullah SAW diutus untuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah mencontohkan kepada kita akhlaknya yang agung sehingga
diabadikan oleh Allah SWT di dalam Al Qur'an. Allah berfirman yang artinya:

"Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlak yang agung" (QS. 68:4).

4. Qowiyyul Jismi (kekuatan jasmani)
Qowiyyul jismi merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang harus ada.
Kekuatan jasmani berarti seorang muslim memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optima dengan fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat dan kuat. Apalagi berjihad di jalan Allah dan bentuk-bentuk perjuangan lainnya.

Oleh karena itu, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Meskipun demikian, sakit tetap kita anggap sebagai sesuatu yang wajar bila hal itu kadang-kadang terjadi. Namun jangan sampai seorang muslim sakit-sakitan. Karena kekuatan jasmani juga termasuk hal yang penting, maka Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

"Mukmin yang kuat lebih aku cintai daripada mukmin yang lemah." (HR. Muslim)

5. Mutsaqqoful Fikri (intelek dalam berfikir)
Mutsaqqoful fikri merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang juga penting. Karena itu salah satu sifat Rasul adalah fatonah (cerdas).
Al Qur'an juga banyak mengungkap ayat-ayat yang merangsang
manusia untuk berfikir, misalnya firman Allah yang artinya:

"Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: " pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah:
"Yang lebih dari keperluan". Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir" (QS 2:219)

Di dalam Islam, tidak ada satupun perbuatan yang harus kita lakukan, kecuali harus dimulai dengan aktifitas berfikir. Karenanya seorang muslim harus memiliki wawasan keislaman dan keilmuan yang luas.

Bisa dibayangkan, betapa bahayanya suatu perbuatan tanpa mendapatkan pertimbangan pemikiran secara matang terlebih dahulu.
Oleh karena itu Allah mempertanyakan kepada kita tentang tingkatan intelektualitas seseorang, sebagaimana firman Allah yang artinya:

"Katakanlah: "samakah orang yang mengetahui dengan
orang yang tidak mengetahui?" ', sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran". (QS 39:9)

6. Mujahadatul Linafsihi (berjuang melawan hawa nafsu)
Mujahadatul linafsihi merupakan salah satu kepribadian yang harus ada pada diri seorang muslim karena setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amat menuntut adanya kesungguhan. Kesungguhan itu akan ada manakala seseorang berjuang dalam melawan hawa nafsu. Hawa nafsu yang ada pada setiap diri manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam. Rasulullah SAW
bersabda yang artinya:

"Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran Islam)" (HR. Hakim)

7. Harishun Ala Waqtihi (pandai menjaga waktu)
Harishun ala waqtihi merupakan faktor penting bagi manusia. Hal ini karena waktu mendapat perhatian yang begitu besar dari Allah dan Rasul-Nya. Allah SWT banyak bersumpah di dalam Al Qur'an dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan seterusnya.

Allah SWT memberikan waktu kepada manusia dalam jumlah yang sama, yakni 24 jam sehari semalam. Dari waktu yang 24 jam itu, ada manusia yang beruntung dan tak sedikit manusia yang rugi.
Karena itu tepat sebuah semboyan yang menyatakan:
"Lebih baik kehilangan jam daripada kehilangan waktu".
Waktu merupakan sesuatu yang cepat berlalu dan tidak akan pernah kembali lagi.

Oleh karena itu setiap muslim amat dituntut untuk pandai mengelola waktunya dengan baik sehingga waktu berlalu dengan penggunaan yang efektif, tak ada yang sia-sia. Maka diantara yang disinggung oleh Nabi SAW adalah memanfaatkan momentum lima perkara sebelum datang lima perkara, yakni waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum datang sakit, muda sebelum tua, senggang sebelum sibuk dan kaya sebelum miskin.

8. Munazhzhamun fi Syuunihi (teratur dalam suatu urusan)
Munazhzhaman fi syuunihi termasuk kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al Qur'an maupun sunnah. Oleh karena itu dalam hukum Islam, baik yang terkait dengan masalah ubudiyah maupun muamalah harus diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik. Ketika suatu urusan ditangani secara bersama-sama, maka diharuskan bekerjasama dengan
baik sehingga Allah menjadi cinta kepadanya.

Dengan kata lain, suatu urusan mesti dikerjakan secara profesional. Apapun yang dikerjakan, profesionalisme selalu diperhatikan. Bersungguh-sungguh, bersemangat , berkorban, berkelanjutan dan berbasis ilmu pengetahuan merupakan hal-hal yang mesti mendapat perhatian serius dalam penunaian tugas-tugas.

9. Qodirun Alal Kasbi (memiliki kemampuan usaha sendiri/mandiri)
Qodirun alal kasbi merupakan ciri lain yang harus ada pada diri seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan. Mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit
seseorang mengorbankan prinsip yang telah dianutnya karena tidak memiliki kemandirian dari segi ekonomi. Karena pribadi muslim tidaklah mesti miskin, seorang muslim boleh saja kaya bahkan memang harus kaya agar dia bisa menunaikan ibadah haji dan umroh, zakat, infaq, shadaqah dan mempersiapkan masa depan yang baik. Oleh karena itu perintah mencari nafkah amat banyak di dalam Al Qur'an
maupun hadits dan hal itu memiliki keutamaan yang sangat tinggi.

Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah seorang muslim amat dituntut memiliki keahlian apa saja yang baik. Keahliannya itu menjadi sebab baginya mendapat rizki dari Allah SWT. Rezeki yang telah Allah sediakan harus diambil dan untuk mengambilnya diperlukan skill atau ketrampilan.

10. Nafi'un Lighoirihi (bermanfaat bagi orang lain)
Nafi'un lighoirihi merupakan sebuah tuntutan kepada setiap muslim.
Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang disekitarnya merasakan keberadaan.
Jangan sampai keberadaan seorang muslim tidak menggenapkan dan ketiadaannya tidak mengganjilkan.

Ini berarti setiap muslim itu harus selalu berfikir, mempersiapkan dirinya dan berupaya semaksimal untuk bisa bermanfaat dan mengambil peran yang baik dalam masyarakatnya. Dalam kaitan ini, Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain" (HR. Qudhy dari Jabir).

Demikian secara umum profil seorang muslim yang disebutkan
dalam Al Qur'an dan sunnah. Sesuatu yang perlu kita standarisasikan pada diri kita masing-masing.

20080128

99 Langkah menuju ke jalan syurga, Insya-Allah.....

99 Langkah Menuju Kesempurnaan Iman

01. Bersyukur apabila mendapat nikmat;
02. Sabar apabila mendapat kesulitan;
03. Tawakal apabila mempunyai rencana/program;
04. Ikhlas dalam segala amal perbuatan;
05. Jangan membiarkan hati larut dalam kesedihan;
06. Jangan menyesal atas sesuatu kegagalan;
07. Jangan putus asa dalam menghadapi kesulitan;
08. Jangan usil dengan kekayaan orang;
09. Jangan hasad dan iri atas kesuksessan orang;
10. Jangan sombong kalau memperoleh kesuksessan;
11. Jangan tamak kepada harta;
12. Jangan terlalu ambitious akan sesuatu kedudukan;
13. Jangan hancur karena kezaliman;
14. Jangan goyah karena fitnah;
15. Jangan berkeinginan terlalu tinggi yang melebihi kemampuan diri.
16. Jangan campuri harta dengan harta yang haram;
17. Jangan sakiti ayah dan ibu;
18. Jangan usir orang yang meminta-minta;
19. Jangan sakiti anak yatim;
20. Jauhkan diri dari dosa-dosa yang besar;
21. Jangan membiasakan diri melakukan dosa-dosa kecil;
22. Banyak berkunjung ke rumah Allah (masjid);
23. Lakukan shalat dengan ikhlas dan khusyu;
24. Lakukan shalat fardhu di awal waktu, berjamaah di masjid;
25. Biasakan shalat malam;
26. Perbanyak dzikir dan do'a kepada Allah;
27. Lakukan puasa wajib dan puasa sunat;
28. Sayangi dan santuni fakir miskin;
29. Jangan ada rasa takut kecuali hanya kepada Allah;
30. Jangan marah berlebih-lebihan;
31. Cintailah seseorang dengan tidak berlebih-lebihan;
32. Bersatulah karena Allah dan berpisahlah karena Allah;
33. Berlatihlah konsentrasi pikiran;
34. Penuhi janji apabila telah diikrarkan dan mintalah maaf apabila karena sesuatu sebab tidak dapat dipenuhi;
35. Jangan mempunyai musuh, kecuali dengan iblis/syaitan;
36. Jangan percaya ramalan manusia;
37. Jangan terlampau takut miskin;
38. Hormatilah setiap orang;
39. Jangan terlampau takut kepada manusia;
40. Jangan sombong, takabur dan besar kepala;
41. Berlakulah adil dalam segala urusan;
42. Biasakan istighfar dan taubat kepada Allah;
43. Bersihkan rumah dari patung-patung berhala;
44. Hiasi rumah dengan bacaan Al-Quran;
45. Perbanyak silaturrahim;
46. Tutup aurat sesuai dengan petunjuk Islam;
47. Bicaralah secukupnya;
48. Beristeri/bersuami kalau sudah siap segala-galanya;
49. Hargai waktu, disiplin waktu dan manfaatkan waktu;
50. Biasakan hidup bersih, tertib dan teratur;
51. Jauhkan diri dari penyakit-penyakit bathin;
52. Sediakan waktu untuk santai dengan keluarga;
53. Makanlah secukupnya tidak kekurangan dan tidak berlebihan;
54. Hormatilah kepada guru dan ulama;
55. Sering-sering bershalawat kepada nabi;
56. Cintai keluarga Nabi saw;
57. Jangan terlalu banyak hutang;
58. Jangan terlampau mudah berjanji;
59. Selalu ingat akan saat kematian dan sedar bahawa kehidupan dunia adalah kehidupan sementara;
60. Jauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat seperti mengobrol yang tidak berguna;
61. Bergaul lah dengan orang-orang soleh;
62. Sering bangun di penghujung malam, berdoa dan beristighfar;
63. Lakukan ibadah haji dan umrah apabila sudah mampu;
64. Maafkan orang lain yang berbuat salah kepada kita;
65. Jangan dendam dan jangan ada keinginan membalas kejahatan dengan kejahatan lagi;
66. Jangan membenci seseorang karena pahaman dan pendiriannya;
67. Jangan benci kepada orang yang membenci kita;
68. Berlatih untuk berterus terang dalam menentukan sesuatu pilihan
69. Ringankan beban orang lain dan tolonglah mereka yang mendapatkan kesulitan.
70. Jangan melukai hati orang lain;
71. Jangan membiasakan berkata dusta;
72. Berlakulah adil, walaupun kita sendiri akan mendapatkan kerugian;
73. Jagalah amanah dengan penuh tanggung jawab;
74. Laksanakan segala tugas dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan;
75. Hormati orang lain yang lebih tua dari kita
76. Jangan membuka aib orang lain;
77. Lihatlah orang yang lebih miskin daripada kita, lihat pula orang yang lebih berprestasi dari kita;
78. Ambilah pelajaran dari pengalaman orang-orang arif dan bijaksana;
79. Sediakan waktu untuk merenung apa-apa yang sudah dilakukan;
80. Jangan sedih karena miskin dan jangan sombong karena kaya;
81. Jadilah manusia yang selalu bermanfaat untuk agama,bangsa dan negara;
82. Kenali kekurangan diri dan kenali pula kelebihan orang lain;
83. Jangan membuat orang lain menderita dan sengsara;
84. Berkatalah yang baik-baik atau tidak berkata apa-apa;
85. Hargai prestasi dan pemberian orang;
86. Jangan habiskan waktu untuk sekedar hiburan dan kesenangan;
87. Akrablah dengan setiap orang, walaupun yang bersangkutan tidak menyenangkan.
88. Sediakan waktu untuk berolahraga yang sesuai dengan norma-norma agama dan kondisi diri kita;
89. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan fisikal atau mental kita menjadi terganggu;
90. Ikutilah nasihat orang-orang yang arif dan bijaksana;
91. Pandai-pandailah untuk melupakan kesalahan orang dan pandai-pandailah untuk melupakan jasa kita;
92. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain terganggu dan jangan berkata sesuatu yang dapat menyebabkan orang lain terhina;
93. Jangan cepat percaya kepada berita jelek yang menyangkut teman kita sebelum dipastikan kebenarannya;
94. Jangan menunda-nunda pelaksanaan tugas dan kewajiban;
95. Sambutlah huluran tangan setiap orang dengan penuh keakraban dan keramahan dan tidak berlebihan;
96. Jangan memforsir diri untuk melakukan sesuatu yang diluar kemampuan diri;
97. Waspadalah akan setiap ujian, cobaan, godaan dan tentangan. Jangan lari dari kenyataan kehidupan;
98. Yakinlah bahwa setiap kebajikan akan melahirkan kebaikan dan setiap kejahatan akan melahirkan kerusakan;
99. Jangan sukses di atas penderitaan orang dan jangan kaya dengan memiskinkan orang

5 ciri seorang sahabat

Nasihat Al-Qamah: 5 cara pilih sahabat
************ ********* ********* ********* ***
NASIHAT yang boleh diikuti dalam memb ina persahabatan ialah sebagaimana pesanan al-Qamah (seorang sahabat Rasulullah saw) kepada anaknya:

Pertama,
pilihlah sahabat yang suka melindungi sahabatnya, dia adalah hiasan diri kita dan jika kita dalam kekurangan nafkah, dia suka mencukupi keperluan.
Kedua,

pilihlah seorang sahabat yang apabila engkau menghulurkan tangan untuk memberikan jasa baik atau bantuanmu, dia suka menerima dengan rasa terharu, jikalau ia melihat kebaikan yang ada pada dirimu, dia suka menghitung-hitungka n (menyebutnya) .
Ketiga,

pilihlah seorang sahabat yang apabila engkau menghulurkan tangan untuk memberikan jasa baik atau bantuanmu, ia suka menerima dengan rasa terharu dan dianggap sangat berguna, dan jika ia mengetahui mengenai keburukan dirimu ia suka menutupinya.
Keempat,

pilihlah sahabat yang jikalau engkau meminta sesuatu daripadanya, pasti ia memberi, jikalau engkau diam, dia mula menyapamu
dulu dan jika ada sesuatu kesukaran dan kesedihan yang menimpa dirimu, dia suka membantu dan meringankanmu serta menghiburkanmu.
Kelima,

sahabat yang jikalau engkau berkata, ia suka membenarkan ucapan dan bukan selalu mempercayainya saja. Jikalau engkau mengemukakan sesuatu persoalan yang berat dia suka mengusahakannya dan jika engkau berselisih dengannya, dia suka mengalah untuk kepentinganmu. Dalam memilih sahabat kita hendaklah memilih sahabat yang baik agar segala matlamat dan hasrat untuk memperjuangkan Islam dapat dilaksanakan bersama-sama sahabat yang mulia.
Sucikanlah 4 hal dengan 4 perkara :

1..Wajahmu dengan l ina ngan air mata keinsafan..~
2..Lidahmu basah dengan berzikir kepada Penciptamu.. ~
3..Hatimu takut dan gementar kepada kehebatan Rabbmu..~
4..Dosa-dosa yang silam di sulami dengan taubat kepada Dzat yang Memi liki mu..~

Air Mata Wanita

Seorang anak laki-laki kecil ? bertanya kepada ibunya ? "Mengapa engkau menangis?"

?

"Kerana aku seorang wanita", kata ? sang ibu kepadanya.

?

"Aku tidak mengerti", kata anak itu. ?

?

Ibunya hanya memeluknya dan berkata, ? "Dan kau tak akan pernah mengerti"

?

Kemudian anak laki-laki itu bertanya kepada ayahnya, "Mengapa ibu suka menangis tanpa alasan?"

?

"Semua wanita menangis tanpa ? alasan", hanya itu yang dapat dikatakan oleh ayahnya.

?

Anak laki-laki kecil itu pun lalu ? tumbuh menjadi seorang laki-laki dewasa, tetap ingin tahu mengapa wanita ? menangis.

?

Akhirnya ia menghubungi Tuhan, dan ? ia bertanya, "Tuhan, mengapa wanita begitu mudah menangis?"? ?

?

Allah berfirman:



"Ketika Aku ? menciptakan seorang wanita, ia diharuskan untuk menjadi seorang yang istimewa. ? Aku membuat bahunya cukup kuat untuk menopang dunia; namun, harus cukup lembut ? untuk memberikan kenyamanan "

"Aku ? memberikannya kekuatan dari dalam untuk mampu melahirkan anak dan menerima ? penolakan yang seringkali datang dari anak-anaknya "

"Aku memberinya ? kekerasan untuk membuatnya tetap tegar ketika orang-orang lain menyerah, dan ? mengasuh keluarganya dengan penderitaan dan kelelahan tanpa mengeluh ? "

"Aku memberinya ? kepekaan untuk mencintai anak-anaknya dalam setiap keadaan, bahkan ketika ? anaknya bersikap sangat menyakiti hatinya "

"Aku memberinya ? kekuatan untuk mendukung suaminya dalam kegagalannya dan melengkapi dengan ? tulang rusuk suaminya untuk melindungi hatinya "

"Aku memberinya ? kebijaksanaan untuk mengetahui bahwa seorang suami yang baik takkan pernah ? menyakiti isterinya, tetapi kadang menguji kekuatannya dan ketetapan hatinya ? untuk berada disisi suaminya tanpa ragu "

"Dan akhirnya, ? Aku memberinya air mata untuk dititiskan.

Ini adalah ? khusus miliknya untuk digunakan bilapun ia perlukan."

"Kau tahu:
Kecantikan ? seorang wanita bukanlah dari pakaian yang dikenakannya, susuk yang ia tampilkan, ? atau bagaimana ia menyisir rambutnya."

"Kecantikan ? seorang wanita harus dilihat dari matanya, kerana itulah pintu hatinya ? tempat ? dimana cinta itu ada."

20080124

Hadiah Hari Jumaat

Pada suatu malam bertepatan malam Jumaat Salih Al Mazi pergi ke
masjid jamik untuk mengerjakan solat subuh. Kebiasaannya ia berangkat
awal sebelum masuk waktu subuh dan melalui sebuah pekuburan. Di situ
Salih duduk sekejap sambil membaca apa-apa yang boleh mendatangkan
pahala bagi ahli kubur memandangkan waktu subuh masih lama lagi. Tiba-
tiba dia tertidur dan bermimpi melihat ahli-ahli kubur keluar beramai-
ramai dari kubur masing-masing.

Mereka duduk dalam kumpulan-kumpulan sambil berbual-bual sesama
mereka. Al Mazy ternampak seorang pemuda ahli kubur memakai baju kotor
serta tidak berkumpul dengan ahli-ahli kubur yang lain. Dia duduk
seorang diri di tepi kuburnya dengan wajah murung, gelisah kerana
sedih.

Tidak berapa lama kemudian datang malaikat membawa beberapa talam
yang ditutup dengan saputangan. Seolah-olah seperti cahaya yang
gemerlapan. Malaikat mendatangi para ahli kubur dengan membawa talam-
talam itu, tiap seorang mengambil satu talam dan dibawanya masuk ke dalam
kuburnya.

Semua ahli kubur mendapat satu talam seorang sehingga tinggallah si
pemuda yang kelihatan sedih itu seorang diri tidak mendapat apa-apa.
Dengan perasaan yang sedih dan duka dia bangun dan masuk semula ke
dalam kuburnya.

Tapi sebelum dia masuk Al Mazy yang bermimpi segera menahannya
untuk bertanyakan keadaannya. "Wahai hamba Allah ! Aku lihat engkau
terlalu sedih mengapa?" tanya Salih Al Mazy. "Wahai Salih, adakah
engkau lihat talam-talam yang dibawa masuk oleh malaikat sebentar tadi?"
tanya pemuda itu. "Ya aku melihatnya. Tapi apa benda di dalam talam-talam
itu?" tanyaAl Mazy lagi. Si pemuda menerangkan bahwa talam-talam itu
berisi hadiah orang-orang yang masih hidup untuk orang-orang yang sudah mati
yang terdiri dari pahala sedekah, bacaan ayat-ayat suci Al Quran dan
doa. Hadiah-hadiah itu selalunya datang setiap malam Jumaat atau pada
hari Jumaat. Si pemuda kemudian menerangkan tentang dirinya dengan
panjang lebar.

Katanya dia ada seorang ibu yang masih hidup di alam dunia bahkan
telah berkahwin dengan suami baru.Akibatnya dia lupa untuk bersedsekah
untuk anaknya yang sudah meninggal dunia sehingga tidak ada lagi orang
yang mengingati si pemuda. Maka sedihlah si pemuda setiap malam dan
hari jumaat apabila melihat orang-orang lain menerima hadiah sedangkan
dia seorang tidak menerimanya.

Al-Mazy sangat kasihan mendengarkan cerita si pemuda. lalu ia
bertanya nama dan alamat ibunya ia dapat menyampaikan keadaan
anaknya. Si pemuda menerangkan sifat2 ibunya. Kemudian Al Maizy terjaga. Pada
sebelah paginya Al Maizy terus pergi mencari alamat ibu pemuda tersebut.
Setelah mencari kesana kemari beliaupun berjumpa ibu si pemuda
tersebut lantas menceritakan perihal mimpinya.

Ibunya menangis mendengar keterangan Al maizy mengenai nasib anaknya
yang merana di alam barzah. Kemudian ia berkata :"wahai salih !
Memang betul dia adalah anakku. Dialah belahan hatiku, dia keluar
dari dalam perutku. Dia membesar dengan minum susu dari dadaku dan
ribaanku inilah tempat dia berbaring dan tidur ketika kecilnya." Al
Maizy turut sedih melihat keadaan ibu yang meratap dan menangis penuh penyesalan kerna tidak ingat untuk mendoakan anaknya selama ini.

"Kalau begitu saya mohon minta diri dahulu." kata Al maizy lalu
bangun meninggalkan wanita tersebut. Tatkala dia cuba untuk melangkah
si ibu menahannya agar jangan pulang dahulu.Dia masuk kedalam biliknya
lalu keluar dengan membawa wang sebanyak seribu dirham. "Wahai Salih,
ambil wang ini dan sedekahkanlah untuk anakku, cahaya mataku. Insya
Allah aku tidak akan melupakannya untuk berdoa dan bersedekah untuknya
selama aku masih hidup."

Salih Al Maizy mengambil wang itu disedekahkannya kepada fakir
miskin sehingga tidak sesenpun dari seribu dirham itu yang
tinggal.Dilakukanny a semua itu sebagai memenuhi amanah yang diberi
kepadanya oleh ibu pemuda tersebut.

Pada suatu malam Jumaat di belakang selepas itu, Al Maizy berangkat
ke masjid jamik untuk solat jamaah. Dalam perjalanan sebagaimana
biasa ia singgah di perkuburan. Di situlah ia terlena sekejap dan
bermimpi melihat ahli-ahli kubur keluar dari kubur masing2. Si pemuda
yang dulunya kelihatan sedih seorang diri kini keluar bersama-sama
dengan memakai pakaian putih yang cantik serta mukanya kelihatan
sangat gumbira.
Pemuda tersebut mendekati Salih Al Maizy seraya berkata :

"Wahai tuan Salih, aku ucapkan terima kasih kepadamu. Semoga Allah
membalas kebaikanmu itu.
" "Hadiah dari ibuku telah ku terima pada hari jumaat." katanya lagi.
"Eh, Engkau boleh mengetahui hari Jumaat ?" tanya Al Maizy. "Ya,
Tahu."
"Apa tandanya ?" "Jika burung-burung di udara berkicau dan
berkata "Selamat selamat pada hari yang baik ini, yakni hari Jumaat."
Salih Al Maizy terjaga dari tidurnya.Ia cuba mengingati mimpinya
dan merasa gumbira kerana sipemuda telah mendapat rahmat dari Allah
disebabkan sedekah dan doa dari ibunya.

(Petikan kisah Wali-Wali Allah (2) terbitan syarikat Nurulhas).

20080123

Tarikh lahir Islam & Perilaku berdasarkan tarikh kelahiran Islam

Klik laman dibawah utk mengetahui tarikh lahir anda dalam bulan islam
http://www.islam. com/islamicdates .asp

PERILAKU BERDASARKAN TARIKH LAHIR ISLAM...


HIJRAH

Sekiranya anda mengetahui pada bulan Hijrah anda dilahirkan, menurut pengetahuan tradisional bulan itu mempunyai pengaruh yang tersendiri terhadap perilaku. Dicatatkan bagi menambahkan pengetahuan

MUHARRAM

Bersifat pendiam, sihat fikirannya. Mungkin akan menjadi bodoh jika tidak mendapat didikan yang sempurna, walaupun begitu, jika dididik dengan baik, dia boleh menjadi cerdik kerana bakat fikiran yang pintar cerdas ada padanya. Dia mempunyai keinginan yang baik dan selalu berada dalam selamat.


SAFAR

Tabiatnya buruk. Dia tidak suka mengakui kesalahannya. lbubapanya perlu mendidiknya bagi menghilangkan tabiat buruk itu, jika tidak, kehidupannya akan menjadi susah di kemudian hari. Walaupun begitu, sekiranya dia melakukan sesuatu untuk kepentingan dirinya, selalunya ianya akan mendatangkan hasil.


RABIULAWAL

Perwatakannya baik. Mungkin dia akan mendapat pangkat besar, menjadi orang berpengaruh atau kaya tanpa diduga. Dalam pekerjaan ramai yang suka. Sifat negatif dirinya termasuklah kurang sabar, hatinya keras dan mudah marah.


RABIULAKHIR

Perwatakannya jahat. Hatinya tidak tetap. Fikiran dan kemahuannya lemah, buruk nafsunya, kasar wataknya, mudah mengangkat tangannya. Kehidupannya menjadi sukar kerana tabiat buruknya itu. Ibubapa menempuh kesukaran dalam mendidiknya.


JAMADIL AWAL

Dia mempunyai tingkat keyakinan yang tinggi. Dia berani dan nekad, kadangkala melakukan sesuatu yang bodoh atau bahaya. Walaupun begitu, keberanian dan tekadnya itu akan menunjukkan hasil usahanya, yang menemui kegagalan juga.


JAMADIL AKHIR

Wataknya berani, dia hormatkan orang lain. Berbagai kepandaian ada padanya. Apabila dia tahu bahawa dia salah atau keliru maka dia mudah mengakuinya, tapi bila dia tahu dia benar, pendiriannnya keras dan tidak mahu mengalah. Semasa kecilnya, ibubapanya perlu mendidiknya dengan baik agar terserlah sifat-sifatnya yang baik itu, kerana jika betul didikannya, masa dewasa ia akan menyenangkan kedua orang tuanya.


REJAB

Semasa kecilnya dia degil dan nakal. lbu bapanya patut mendidiknya dengan baik agar dia dapat menerapkan nilai-nilai yang baik. Ketika sudah dewasa, dia suka bersikap merendah diri dan bersikap tidak tahu menahu. Ini agak berlainan dari sikapnya semasa kecil. Walaubagaimanapun hidupnya selamat dan sentosa.


SYA'ABAN

Perwatakannya baik. Hidupnya selamat dan rezekinya tidak putus-putus. Sewaktu kecilnya dia mudah mengalah semasa bermain dengan kawan-kawan. Kelakuannya baik, berbudi bahasa hingga semua orang sayang padanya. Masa dewasanya dia akan berjaya dalam segala kerjayanya danmudah mendapat rezeki.


RAMADHAN

Dia baik, pendiam, suka merendah diri. Dia tidak angkuh kepada teman yang dikenalinya. Dia tidak suka menonjolkan diriya. Kehidupannya selalu selamat.


SYAWAL

Perwatakannya keras. Hatinya keras. Dia tidak suka dikalahkan oleh orang lain. Hal ini membahayakan hidupnya, oleh itu ibu bapanya perlulah mendidiknya dengan betul bagi menghilangkan tabiat buruknya itu. Jika tidak kehidupannya menjadi susah kerana perangai keras hatinya, dan dia selalu bergaduh terutamanya dalam hal mencari rezeki.


ZULKAEDAH

Perwatakannya pendiam. Banyak perkara baik pada dirinya berubah menjadi buruk. Dia banyak berfikir, kerana sifat ini, satu hari nanti dia akan mendapat hasil yang baik dalam kehidupannya. Tetapi oleh kerana banyak berfikir, perbuatannya kadang kala menjadi keliru. Dia seharusnya bertindak tanpa terlalu banyak berfikir untuk mendapat hasil yang yang memuaskan.


ZULHIJJAH

Jika dia jahat dia terlalu jahat, jika baik terlalu baik pula. Dia sering mendapat padah dari perbuatannya sendiri. Dia sukar mengawal perasaannya, kadangkala terlalu berlebih-lebihan atau sebaliknya. 0leh kerana dia tidak dapat memberikan garis pemisah, dia sukar mempertimbangkan baik buruk perbuatannya. Dia seringkali menyesal kerana kurang hati-hati dan kurang pertimbangan

ANTARA SABAR DAN MENGELUH

Pada zaman dahulu ada seorang yang bernama Abul Hassan yang pergi haji di Baitul Haram. Diwaktu tawaf tiba-tiba ia melihat seorang wanita yang bersinar dan berseri wajahnya. "Demi Allah, belum pernah aku melihat wajah secantik dan secerah wanita itu,tidak lain kerana itu pasti kerana tidak pernah risau dan bersedih hati." Tiba-tiba wanita itu mendengar ucapan Abul Hassan lalu ia bertanya, "Apakah katamu hai saudaraku ? Demi Allah aku tetap terbelenggu oleh perasaan dukacita dan luka hati kerana risau, dan seorang pun yang menyekutuinya aku dalam hal ini."

Abu Hassan bertanya, "Bagaimana hal yang merisaukanmu ?" Wanita itu menjawab, "Pada suatu hari ketika suamiku sedang menyembelih kambing korban, dan pada aku mempunyai dua orang anak yang sudah boleh bermain dan yang satu masih menyusu, dan ketika aku bangun untuk membuat makanan, tiba-tiba anakku yang agak besar berkata pada adiknya, "Hai adikku, sukakah aku tunjukkan padamu bagaimana ayah menyembelih kambing ?" Jawab adiknya, "Baiklah kalau begitu ?"

Lalu disuruh adiknya baring dan disembelihkannya leher adiknya itu. Kemudian dia merasa ketakutan setelah melihat darah memancut keluar dan lari ke bukit yang mana di sana ia dimakan oleh serigala, lalu ayahnya pergi mencari anaknya itu sehingga mati kehausan dan ketika aku letakkan bayiku untuk keluar mencari suamiku, tiba-tiba bayiku merangkak menuju ke periuk yang berisi air panas, ditariknya periuk tersebut dan tumpahlah air panas terkena ke badannya habis melecur kulit badannya.

Berita ini terdengar kepada anakku yang telah berkahwin dan tinggal di daerah lain, maka ia jatuh pengsan hingga sampai menuju ajalnya. Dan kini aku tinggal sebatang kara di antara mereka semua." Lalu Abul Hassan bertanya, "Bagaimanakah kesabaranmu menghadapi semua musibah yang sangat hebat itu ?" Wanita itu menjawab, "Tiada seorang pun yang dapat membedakan antara sabar dengan mengeluh melainkan ia menemukan di antara keduanya ada jalan yang berbeda. Adapun sabar dengan memperbaiki yang lahir, maka hal itu baik dan terpuji akibatnya.

Dan adapun mengeluh, maka orangnya tidak mendapat ganti yakni sia-sia belaka." Demikianlah cerita di atas, satu cerita yang dapat dijadikan tauladan di mana kesabaran sangat digalakkan oleh agama dan harus dimiliki oleh setiap orang yang mengaku beriman kepada Allah dalam setiap terkena musibah dan dugaan dari Allah. Kerana itu Rasulullah s.a.w bersabda dalam firman Allah dalam sebuah hadith Qudsi,:
" Tidak ada balasan bagi hamba-Ku yang Mukmin, jika Aku ambil keksaihnya dari ahli dunia kemudian ia sabar, melainkan syurga baginya." Begitu juga mengeluh. Perbuatan ini sangat dikutuk oleh agama dan hukumnya haram. Kerana itu Rasulullah s.a.w bersabda,:
" Tiga macam daripada tanda kekafiran terhadap Allah, merobek baju, mengeluh dan menghina nasab orang." Dan sabdanya pula, " Mengeluh itu termasuk kebiasaan Jahiliyyah, dan orang yang mengeluh, jika ia mati sebelum taubat, maka Allah akan memotongnya bagi pakaian dari wap api neraka."

(Riwayat oleh Imam Majah)